Salah satu metode yang sangat tepat menurut saya untuk mengenalkan Linux beserta aplikasi open source yang lainnya adalah melalui pendidikan. Karena pendidikan adalah salah satu media pembentukan pola fikir yang paling besar terhadap masyarakat. Kalau tidak dimulai dari pendidikan, lalu dari mana lagi? Hal inilah yang menjadi PR bagi para pengajar untuk memberikan solusi yang benar, tepat untuk menggunakan software open source sebagai alternatif dari proprietary software sehingga bisa meminimalisir penggunaan software bajakan. Apakah anda seorang pengajar, apakah anda pelaku di dunia teknologi informasi.. artikel ini perlu menjadi pertimbangan bagi anda.
Sering kita temui beragam kampanye yang mengajak kepada segenap masyarakat khususnya pelaku atau pengguna teknologi informasi untuk beralih menggunakan produk open source, salah satunya Linux. Namun untuk melakukan hal tersebut tidaklah mudah, perlu dipahami terlebih dahulu bahwa pola penggunaan dari kedua sistem operasi tersebut (Linux dan Windows) nyatanya cukup bahkan untuk sebagian orang sangat berbeda. Mungkin hampir di setiap kita pasti pernah menggunakan Windows, dan nyatanya bagi saya pribadi Windows merupakan salah satu sistem operasi pertama yang saya kenal dan walau untuk pertama kalinya saya tidak tahu kalau Windows itu berbayar.
Windows memberikan akses kemudahan bagi penggunanya, pengguna tidak lagi harus melakukan banyak konfigurasi, pengguna tidak lagi harus melakukan bolak - balik instal aplikasi dengan metode secara online (karena setiap aplikasi bisa diunduh dan diinstal secara offline) dan pengguna tidak lagi harus menggunakan komputernya melalui beragam baris perintah atau command line. Lain halnya dengan pengguna Linux, sekali instal harus banyak dilakukan. Menginstal beragam aplikasi, konfigurasi sistem dan lain sebagainya yang dalam pandangan pengguna biasa sulit untuk dipahami.
Setelah membaca mengenai mindset antara penggunaan Linux dan Windows, tentu diperoleh kesimpulan bahwa pengguna tentu banyak yang memilih Windows. Mengapa? Karena kemudahan dalam penggunaannya. Dengan menggunakan Linux, kadang ada beberapa pekerjaan (utamanya ketika sistem error) tidak bisa ditangani secara GUI melainkan dengan mengggunakan terminal. Akan tetapi hal ini bisa diatasi jika ada orang terdekat yang (minimal) mengerti tentang Linux.
Jadi kesimpulannya Windows mindset adalah kemudahan, kemudahan tersebut antara lain sebagai berikut :
- Kemudahan dalam proses instalasi
- Kemudahan dalam penggunaan
- Kemudahan dalam hal tampilan
1. Kemudahan dalam proses instalasi
Proses instalasi dalam hal ini adalah instalasi sistem operasi itu sendiri dan beragam aplikasi yang kompatibel di dalamnya. Di Linux tidak jarang ditemui proses instalasi yang tidak ramah pengguna, biasanya disajikan dalam bentuk teks. Walau sekarang kebanyakan sudah mulai menggunakan grafis, akan tetapi nyatanya kadang belum bisa dikatakan mudah. Begitu pun dengan proses instalasi aplikasi, tidak jarang sering masih menggunakan baris perintah misal menggunakan apt-get, yum, zypper dan lain sebagainya.
2. Kemudahan dalam penggunaan
Menggunakan Windows tinggal klik dan klik, selain itu juga disediakan navigasi yang memudahkan pengguna untuk menggunakannya.
3. Kemudahan dalam hal tampilan
Windows mempunyai tampilan yang sederhana namun ramah pengguna. Hal inilah yang menyebabkan kenapa Windows sangat mudah digunakan. Bahkan untuk sekalipun pengguna awam, dalam beberapa jam saja sudah bisa menggunakannya.
Dengan penguraian yang sangat sederhana dari ketiga poin tersebut, maka bisa dibandingkan dengan penggunaan Linux untuk saat ini.
1. Kemudahan dalam proses instalasi
Proses instalasi Linux saat ini sangat mudah, bahkan seperti Windows. Selain itu installer Linux juga menyediakan kustomisasi yang ramah pengguna, misal dalam hal dual boot. Installer Linux menyediakan beberapa pilihan untuk dual boot misal di Ubuntu disajikan pilihan Install Ubuntu Alongside Windows, Replace Windows atau Somethings Else semisal anda mempunyai pilihan untuk kustomisasi partisi.
Begitu pun sama juga dengan Distribusi Linux yang lain misal Linux Mint.
Proses instalasi aplikasi pun sama, sekarang Linux menyajikan software center sebagai media untuk menginstal bermacam - macam aplikasi. Tidak hanya itu, jika anda mengunduh aplikasi Linux (misal berekstensi *.deb) kini juga telah tersedia antarmuka yang semakin memudahkan pengguna. Jadi untuk menginstal aplikasi tidak lagi harus menggunakan terminal.
2. Kemudahan dalam penggunaan
Menjawab kemudahan dalam penggunaan Windows, di Linux pun kini sama dengan menyajikan navigasi - navigasi yang tidak kalah mudahnya dan hebatnya dengan Windows. Penggunaan Linux tidak lagi terpaku kepada suatu keharusan menghafal berpuluh - puluh baris perintah. Kini semuanya sudah difasilitasi dengan grafis yang ramah pengguna (user friendly).
3. Kemudahan dalam hal tampilan
Windows mempunyai antarmuka yang sederhana namun sangat user friendly. Demikian juga mengenai antarmuka Linux sudah pasti dibilang juaranya. Linux mempunyai antarmuka yang cukup variasi dari yang sederhana sampai yang lebih kompleks. Di Linux ada KDE yang terkenal dengan kemudahannya, kecantikannya dan kaya akan aplikasinya. Ada juga Cinnamon yang terkenal juga dengan kemudahannya, efek animasinya dan lain - lain. Masih banyak beragam jenis antarmuka lainnya yang tidak bisa disebutkan dan dijelaskan satu persatu di artikel ini. berikut adalah macam - macam jenis antarmuka yang tidak kalah baiknya dengan antarmuka Windows.
- KDE, http://www.kde.org/
- Cinnamon, http://cinnamon.linuxmint.org/
- DDE (Deepin Desktop Environment), http://linuxdeepin.com/
- Pantheon / Elementary OS, http://elementaryos.org/
Jadi inti dari tulisan ini adalah menggunakan Linux saat ini relatif mudah, bahkan orang awam sekalipun bisa menggunakannya dalam beberapa jam saja. Lantas mengapa Linux saat ini masih dianggap sebagai perangkat lunak yang sulit digunakan? Mungkin saja ini adalah buah hasil dari pendidikan kita saat ini yang kurang mensosialisasikan tentang penggunaan Linux, selain itu juga kurang perannya pemerintah untuk menggunakan Linux sebagai salah satu alternatif dari Windows. Meski beberapa tahun yang lalu ada deklarasi IGOS, namun nyatanya untuk implementasinya di pemerintahan pun tidak mudah. Salah satu metode yang sangat tepat menurut saya untuk mengenalkan Linux beserta aplikasi open source yang lainnya adalah melalui pendidikan. Karena pendidikan adalah salah satu media pembentukan pola fikir yang paling besar terhadap masyarakat. Kalau tidak dimulai dari pendidikan, lalu dari mana lagi? Hal inilah yang menjadi PR bagi para pengajar untuk memberikan solusi yang benar, tepat untuk menggunakan software open source sebagai alternatif dari proprietary software sehingga bisa meminimalisir penggunaan software bajakan. Apakah anda seorang pengajar, apakah anda pelaku di dunia teknologi informasi.. artikel ini perlu menjadi pertimbangan bagi anda.
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung, apabila ada yang perlu dipertanyakan silahkan tinggalkan komentar.